Kamis, 16 Februari 2012

Suratku Untuk Tuhan


Bismillah …
Assalamualaikum penciptaku yang Agung.. Terimakasih masih memberi ku hidup sampai saat ini.
Bolehkan aku bercerita sedikit tentang kehidupanku? kesenangan, kekesalan, keluhan, kesedihan, dan kepedihan yang setiap harinya kurasakan silih berganti….
Untuk kepedihan, keluhan, dan kesedihanku ……
Tuhan, kuharap ceritaku ini kau simak dengan baik. Tuhan ketika aku ditakdirkan menjadi anak yang kurang bahkan jauh dari kasih sayang, sungguh setiap harinya aku ikhlas. karena aku tahu, suatu saat nanti kau akan mengganti semua air mataku bukan? namun mengapa hingga umurkan hampir17 tahun ini, kesedihan dan kepedihan itu semakin memuncak, semakin banyak masalah yang ada di hidupku. namun suatu saat aku belajar, bahwa itu semua adalah prosesku menuju kedewasaan.
Tuhan… aku ingin memeluk erat ayah dan ibuku saat ku tuliskan ini. AKU RINDU MEREKA YA TUHAN. sungguh akan kutukar apapun untukku bertemu dan memeluk mereka sambil berkata “KEMBALILAH KEPELUKAN AKU, JADILAH PENGHIAS HARI HARIKU, LIhATLAH AKU, SAKSIKAN AKU MENJADI TUMBUH DEWASA” sungguh tuhan aku begitu lupa kapan terakhir kali aku merasakan kasih sayang yang tulus dari orang tuaku.. aku hanya seorang anak yang membutuhkan orang tuanya, membutuhkan kasih sayang dari orang tua, dan itu memang hak hamba kan tuhan?????hak hamba sebagai seorang anak.  namun mengapa hak itu kau renggut bahkan disaat umurku masih begitu dini, masih begitu rapuh. Kau biarkan aku tumbuh dengan kehidupan yang sepi dan dan gelap. 
mungkin terkadang ku lelah, terkadang aku lelah untuk semua ini, kehidupan ini, masalah ini. namun aku selalu tersenyum pada semua. tidak ada yang mengira aku memiliki sebuah beban yang kupanggul di pundakku SENDIRI.
semua orang bilang “kamu hebat aini” tanpa tahu apa yg sebenarnya aku rasakan. setiap aku berdoa padamu, setiap aku memohon padamu, setidaknya kirimikan aku seseorang untuk mengurangi beban ini, namun Kau belum menjawab doaku seutuhnya..
padahal Kau memberi apa yang hambamu butuhkan bukan perlukan! dan itu yang hamba butuhkan ya Rabb. hamba butuh seseorang, just it..
namun hingga detik ini aku tetap saja menunggu kau ganti setiap air mataku dengan canda tawa yang benar benar aku impikan. someday …. I believe you change my tears to the smile.
Untuk kekesalanku ……
Mengapa harus semua direnggut!! kebahagiaan keluargaku, nyawa ayahku, bahkan keadaanku saat ini. saat aku benar benar merasanyaman pada seseorang yang mulai aku percayai untuk menyimpan semua masalahku
namun kini dia pergi…. dia tidak menerima kembali keberadaanku…
sakit, sangat sakit sejujurnya! karena saat ku kira dia kebahagiaanku, dia pergi meninggalkan aku SETELAH aku menceritakan semuaaaaaaaaa… semua keluhanku yang aku pendam selama ini. namun apa mau dikata nasi telah menjadi bubur, kini sesal yang kurasa. seharusnya aku simpan semua. aku pendam tanpa harus ada yang tau siapa aku sebenarnya.
dan satulagi Tuhan … aku kesal dan jijik melihat diriku sendiri. Kau pasti mengerti apa yang aku maksud. Sebuah kesalahan yang dengan bodohnya aku lakukan hingga untuk me;lihat diriku saja aku jijik! ingin aku erteriak “pergi!! ini bukan aku!!!”
Untuk kebahagiaanku …
Untuk yang satu ini, adalah perasaan yang sangat sangat jarang aku dapatkan. bahkan untuk meraihnya sangat sangat sulit aku harus besembunyi dulu diatas tangisanku tuhan. Tuhan, jika kebahagiaan itu datang, tolong tinggalkan ia bersamakau untuk melawan semua yang dapat membuaku merasa tak punya siapa siapa.
Sempat aku mengira Kau dengarkan dan Kau kabulkan doa ku yang seseorang itu. namun itu hanya sesaat. hanya sampai aku merasa percaya padanya dan Kau lagi lagi merenggutnya :”) ya memang itu milikmu, dan itu hak mu
Kini aku harus menerima hidupku yang dulu. menata semua serpihan kebali seperti dulu….. kini aku akan tertawa kembali dibalik gelak tangis yang sungguh amat amat dasyat !!
Sekian ya Rabb, maaf bila kulancang disurat ini. sungguh aku tidak tahu harus apa selain menulis surat ini. Pintaku, jangan sampai ada lagi korban seperti aku, kirimkan mereka malaikat malaikat yang dapat menemani kesepiannya seperti aku. walaupun hanya satu, namun mungkin sangat berarti ….


Tidak ada komentar:

Posting Komentar